Sabar ya, Sedikit lagi !

 Sabar ya, Sedikit lagi !

Oleh : Ismawati

@ismaaaaa21

Banyak sekali keluhan yang terlintas di pikiran, tergumam dalam hati, atau bahkan hingga terucap oleh lisan kita selama ini. Berbagai kesulitan kita keluhkan. Tanpa kita sadari, ternyata dunia memang tempatnya lelah. Kita selalu mengeluh tentang “belajar kok lelah ya”, “kerja kok lelah ya”, “kok hasilnya gini-gini aja ya”, “kayak enggak ada peningkatan sama sekali”, dan berbagai ucapan-ucapan keluhan lainnya. Hal ini memang sudah menjadi hal yang tidak diherankan lagi. Sebab Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Ma’arij ayat 19 yang artinya :

اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ

“Sungguh manusia diciptakan suka mengeluh”

Dalam ayat tersebut sudah jelas bahwasannya manusia pada hakikatnya suka mengeluh. Namun bukan berarti dengan adanya ayat tersebut, mengeluh menjadi sesuatu yang baik dan disukai Allah. Jika mengeluh secara berlebihan, seolah tidak memberi celah sedikitpun untuk adanya rasa syukur. Maka mengeluh akan berakibat buruk untuk kita, bahkan kita akan termasuk pada kategori hamba Allah yang kufur. Namun sayangnya, diri ini pun masih banyak mengeluh. Terlebih saat sekarang berada di masa-masa kuliah. Rasanya pusing, mata kuliah yang terasa begitu sulit difahami, tugas yang padat merayap, dosen yang terkadang kurang dirasa nyaman saat mengajar, dan berbagai kesulitan lainnya. Rasanya ingin menyerah. Tapi selalu teringat perjuangan orang tua yang sudah berlelah-lelah mencari nafkah untuk membiayai pendidikanku dari mulai TK hingga kini menempuh pendidikan tinggi.

Rasanya jika menyerah begitu saja, sangat disayangkan. Bagaimana tidak aku selalu teringat dengan ucapan “Kalau kita mau menyerah, coba kita ingat-ingat kembali apa alasan dan tujuan kita untuk memulai hal itu, kemudian ingat-ingat kembali setiap perjuangan yang sudah dilalui sampai kita sudah ada di titik sekarang ini. Jika kita sudah bisa merenungkan itu semua dengan baik maka keinginan untuk menyerah pasti akan sirna.” Dan benar saja, renungan-renungan tentang hal tersebut setidaknya perlahan membuat rasa ingin menyerah ini menjadi pudar. Setelah dijalani dan dinikmati, lambat laun tugas-tugas pun dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Benar ya, terkadang yang menakut-nakuti itu hanyalah ada di pikiran kita. Seolah semuanya terlihat begitu rumit sampai bikin pusing. Tapi disanalah Allah menguji seberapa besar rasa sabar kita untuk menjalani semuanya meskipun terasa berat. Mungkin, jika kita tidak terbiasa menyelesaikan permasalahan yang rumit, kedepannya disaat kita dihadapkan pada masalah misalnya saat nanti berumah tangga atau masalah-masalah di tempat bekerja ternyata kita tidak mampu untuk menyelesaikannya bahkan menyerah begitu saja karena tidak terbiasa berhadapan dengan masalah. Bahkan mungkin saja masalah-masalah itu akan jauh lebih rumit dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan permasalahan yang kita temui saat sedang duduk di bangku kuliah.

Dalam hidup ini pada hakikatnya semuanya memerlukan kerja keras. Seiring berjalannya waktu semakin terasa bahwasannya tidak ada hal yang bisa tercapai dengan instan. Meskipun sekarang kita telah berada di zaman yang serba instan tapi jangan sampai membuat kita menjadi terlena dan lengah dalam berikhtiar. Kita harus mencoba untuk bersusah payah terlebih dahulu agar nikmat keberhasilan dan rasa syukurnya kelak semakin terasa. Melibatkan Allah dalam setiap proses yang kita jalankan tentunya adalah suatu hal yang utama. Berdoa dan bertawakkal kepada-Nya atas ikhtiar yang sudah diupayakan akan menjadikan ikhtiar dan hasil yang berkah. Tidak lupa juga memohon do’a dari orang tua sebagai sumber keridhoan, maka sudah dapat dipastikan segala ikhtiar yang diupayakan meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi semuanya akan terasa mudah dan berakhir indah saat ada dukungan serta doa dari orang-orang yang kita cintai, utamanya kedua orang tua. Sabar ya, mungkin sedikit lagi! Karena sejatinya, di dunia hanya sementara. Mungkin saja sebentar lagi kita akan sampai pada tujuan yang kita inginkan. Sesuatu yang mudah bagi Allah menyegerakan apa yang kita inginkan, namun setelah keinginan itu tercapai jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan sampai Allah mengabulkan keinginan kita hanya dengan suatu maksud yakni istidraj yang artinya pembiaran. Dimana Allah mengabulkan apa yang kita inginkan karena membiarkan kita terlena dalam keinginan itu yang suatu saat Allah bisa mengambil keinginan itu kapanpun Allah mau. Naudzubillah. Jangan sampai kita menjadi hamba yang Allah biarkan dalam kenikmatan yang tidak diridhoi-Nya.

Sabar ya, mungkin sekarang keinginanmu sedang berjalan menuju ke genggamanmu. Perjuangan akan terasa lama dan membosankan saat kita tidak melibatkan Allah di dalamnya. Kita harus menyadari bahwa tidak ada yang mampu menciptakan indah pada waktunya selain Allah-lah yang Maha Berkehendak.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbanyak Bersyukur Ya !

Perspektif Makna Teman