Perspektif Makna Teman
Sebuah Perspektif : Makna Teman
Oleh
: Ismawati
@ismaaaaa21
Kehadiran dan kepergian setiap orang dalam kehidupan sejatinya
sudah menjadi kehendak Allah. Hadir dan perginya setiap orang dalam kehidupan
tentunya memberikan kesannya masing-masing. Seolah warna-warni yang menghiasi
kehidupan. Tidak jarang kehadiran seseorang dalam hidup kita justru membuat
kita hancur dan terpuruk. Pun, sebaliknya tidak jarang juga kehadiran seseorang
dalam kehidupan kita justru membuat kita bahagia dan bersyukur atas
kehadirannya. Tapi kembali lagi, semua itu pasti ada hikmah didalamnya. Meskipun
tidak akan secara langsung kita memahami semuanya, rasa faham itu akan dirasakan
perlahan dengan seiring berjalannya waktu. Perlu waktu yang cukup panjang untuk
kita benar-benar memahami makna dari semuanya.
Selama kita hidup, khususnya saya selama 21 tahun lamanya ini tentu
banyak sekali yang hadir sebagai teman. Mulai dari teman main saat sebelum
sekolah, kemudian teman main di masa TK, teman main ketika SD, teman ketika di
pesantren, dan yang sedang dipijaki saat ini yakni teman di masa kuliah. Ya, mereka
adalah teman kita. Baik dan buruknya mereka menjadi kesan tersendiri dalam kehidupan
kita. Namun, istilah sekarang lebih kita kenal dengan adanya sebutan circle
atau lingkaran pertemanan. Setiap kita tentu saja memiliki circle pertemanan
masing-masing. “Sebenarnya, punya circle salah enggak sih? Gimana sih kan
circle itu juga termasuk genk-genk- an!”. Menurut opini saya pribadi. Memiliki
circle itu justru perlu. Mengapa tidak? Bagaimanapun juga kita pasti memerlukan
teman dalam hidup kita. Dan dari semua teman yang kita miliki, pasti kita punya
beberapa teman yang kita rasa satu visi dan misi dengan kita. Bayangkan jika
kita memiliki teman yang tidak satu visi misi dengan kita. Apa yang akan
terjadi? Tentu saja akan membuat kita tidak nyaman dan merasa pertemanan
tersebut tidak ada artinya. Berteman boleh dengan siapa saja. Tapi yang harus
selalu di camkan adalah tentang mempertahankan teman yang betul-betul memiliki
visi dan misi yang sama dengan kita. Visi misi apa sih emangnya? Ya
tentunya visi misi dalam berteman. Tentang bagaimana dan apa yang dilakukan
selama berteman. Sejatinya teman adalah keluarga kedua setelah kedua orang tua
dan saudara kandung kita. Maka dari itu pertemanan harus memberi arti
layaknya kita hidup dengan keluarga tempat kita berasal.
Banyak kita temui, berteman hanya sekedar untuk bersenang-senang,
nongki sana-sini. Its oke itu bukan suatu hal yang salah. Karena hiburan itu
perlu. Namun kembali lagi pada makna dan hakikat teman sebenarnya. Siapa
bilang, teman kita di dunia ini yaaa cuman temen biasa doang, enggak lebih. Tapi
siapa yang tahu, justru nanti teman kitalah yang akan menolong kita di akhirat.
Maka dari itu memiliki cicle pertemanan yang sama-sama mengingatkan dalam hal
kebaikan utamanya soal akhirat itu sangat penting dibandingkan dengan hanya
memiliki teman yang orientasinya hanya kesenangan duniawi saja. Seringkali kita
khilaf, maka dari itu perlu adanya teman yang mampu mengingatkan, merangkul dan
membawa kita pada kebaikan tanpa seolah menggurui, merendahkan dan memaki kita.
Tak apa bila seiring berjalannya waktu teman kita semakin berkurang karena
pilihan jalan kehidupan yang berbeda-beda. Sedikit teman yang berkualitas jauh
lebih baik dibandingkan dengan banyak teman namun tidak memberikan impact baik apapun
kepada kita.
Ingatlah selalu pepatah arab yang mengatakan bahwasannya “persahabatan
itu mencuri tabi’at”. Dari pepatah tersebut dapat dikatakan bahwasannya
kita adalah sebagaimana dengan siapa kita berteman. Tanpa kita sadari, perilaku
kita akan mencerminkan siapa teman kita. Orang lain akan menilai berdasarkan
cover atau tampak luarnya saja. Namun kita tidak bisa menyalahkan mereka yang
menilai kita hanya dari cover atau tampak luarnya saja. Karena memang sejatinya
yang paling mengenal diri kita adalah Allah dan diri kita sendiri. Menampilkan
cover terbaik kita tentu saja tidak kalah penting. Namun bukan untuk pencitraan,
melainkan sebagai wujud dari pancaran citra kebaikan yang ada dalam diri kita yang
tercermin dari akhlak mulia.
Teringat selalu pesan ayah, begini kata beliau :
“Jika kita merasa tidak memiliki teman yang baik, jadilah kita
teman baik itu. Jika teman kita berada dalam kegelapan, jadilah kita cahaya
yang menerangi mereka.” Merasa tidak punya teman yang baik, bukan menjadi ajang
pembelaan diri mengapa kita saat ini masih seperti ini saja tidak ada kemajuan,
namun jadikanlah hal tersebut sebagai wadah kita berperan menajdi teman terbaik
untuk mereka.
Barakallahu fiikum, Semoga Allah selalu mengumpulkan kita dengan teman-teman
yang saling mengingatkan dalam kebaikan. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar